NYAMUK (Diptera: Culicidae) dipastikan lebih dulu ada di permukaan
planet bumi daripada manusia. serangga yang tak bersayap telah ada dan
berevolusi sejak era Paleozoikum, periode Silurian, antara 425 dan 405
juta tahun sebelum masehi (SM). Berdasarkan informasi dari Romoser WS
(1981), serangga Endopterygota yang mengalami metamorfosis lengkap
(halometabola) secara hipotetis telah ada dan berevolusi pada periode
karboniferosa, antara 345 juta dan 280 juta SM, yang fosilnya tertua
berumur antara 280 juta dan 230 juta tahun SM.
Jadi, memanglah
benar kalau ada orang yang mengatakan nyamuk itu ternyata cukup tua
umurnya di muka bumi. Fosil tertua nyamuk ditemukan di Pulau Isles,
kepulauan Inggris, berumur sekira 35 juta tahun (Horsfall WR; 1972).
Sekarang bandingkan dengan fosil tertua manusia (Homo sapiens) yang
pernah ditemukan orang yang hanya berumur sekira 1,5 juta tahun.
Artinya, jelas sekali kalau nyamuk itu lebih dahulu ada di bumi daripada
manusia.
Fenomena ini, tentu ada keterkaitan antara tipe bagian
mulut nyamuk dengan sumber bahan pakannya. Pada awalnya, sumber pakan
darah untuk nyamuk adalah berbagai jenis binatang. Namun, belakangan
dengan kehadiran manusia yang semakin meningkat populasinya dan
mobilitasnya pada berbagai habitat, spesies-spesies nyamuk pun ada yang
berasosiasi dengan manusia dalam bermacam tingkat kedekatannya pada
ekosistem yang sama. Makanya, tidak aneh kalau saat ini sejumlah spesies
nyamuk itu ada yang menjadi sangat antropofilik (baca: menjadikan
manusia di dekat habitatnya menjadi sumber pakan darah utama).
Lebih
jauh, kondisi adanya manusia yang berasosiasi secara tidak sengaja
dengan nyamuk yang telah berubah perilakunya itu, kehidupan nyamuk
menjadi terganggu. Hal ini berdampak pada frekuensi gigitan nyamuk yang
juga mengisap darah manusia semakin tinggi, baik malam dan atau siang
hari sejalan dengan peningkatan populasi nyamuk itu sendiri yang juga
meningkat.
Jadi, keberadaan sifat antropofilik nyamuk (terutama
Culicinae dan Anophelinae) itulah yang menimbulkan permasalahan
kesehatan sejak awal kehidupan manusia di berbagai zona geografis,
khususnya di daerah tropis dan sub tropis. Untuk itulah, setiap kita
harus mampu untuk menyiasati nyamuk agar tidak kontak dengan manusia.
Lantas, bagaimana seharusnya cara kita menyiasati nyamuk tersebut untuk
tidak kontak dengan manusia?
Permasalahan kesehatan yang
ditimbulkan oleh adanya aktivitas nyamuk itu sangat beragam. Ada nyamuk
yang terbang berputar-putar dekat telinga, tentu hal ini sangat
mengganggu dan menimbulkan kebisingan. Suara berdengung nyamuk sangat
mengganggu ketenangan istirahat. Lalu, gigitan nyamuk menimbulkan rasa
sakit, nyeri, dan mungkin mengakibatkan reaksi alergi kulit dengan
peradangan (dermatitis alergik) yang serius pada yang hipersensitif. Di
sini, peristiwa yang membahayakan dalam kacamata kesehatan lingkungan
adalah nyamuk vektor penyakit yang menginokulasikan berbagai jenis
patogen (menyebabkan terjadinya penyakit) yang berbahaya, seperti
parasit malaria (plasmodium), virus (dengue, yellow fever, Japanese
encephalitis), dan cacing filaria (Wuchereria, Brugia).
No comments:
Post a Comment