KAMI MENYATAKAN PERANG TERHADAP SEMUA JENIS NYAMUK!
Temukan informasi tentang nyamuk, perangkap nyamuk, penanggulangan nyamuk, obat nyamuk, dan pengobatan bagi yang terserang penyakit oleh gigitan nyamuk / mosquito. BASMI...BASMI...& BASMI !!!
Sunday, August 12, 2012
Ganasnya Gigitan Nyamuk Malaria 'Bangunkan' WHO
Go4HealthyLife.com, Jakarta - Mungkin tak banyak yang tahu bahwa nyamuk malaria kini sudah semakin kuat terhadap pengobatan, yang menjadi lampu kuning bagi keselamatan umat manusia di seluruh dunia.
Selama ini banyak yang mengira bahwa langkah-langkah pemberantasan nyamuk malaria baik-baik saja, terlebih setelah dikembangkannya berbagai obat baru untuk meredam penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti ini. Padahal, kini nyamuk-nyamuk belang ini sudah semakin kebal terhadap obat malaria artemisinin. Jika hal ini tak segera ditangani, maka dalam waktu tak terlalu lama malaria akan menjadi pandemi global.
Itulah mengapa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (12/1) meluncurkan rencana global untuk menghentikan penyebaran nyamuk yang resisten terhadap artemisinin, suatu senyawa kunci dalam obat malaria baru. WHO menegaskan bahwa jika langkah ini tak segera diambil diyakini akan menjadi bencana dunia.
"Hal ini tidak berlebihan bagi saya untuk mengatakan bahwa konsekuensi penyebaran nyamuk yang kebal terhadap artemisinin akan menjadi sebuah bencana besar," kata Margaret Chan, direktur jenderal WHO.
Resistensi terhadap artemisinin telah muncul di daerah-daerah di perbatasan Kamboja-Thailand, dan ditengarai nyamuk yang makin kebal ini terus menyebar ke daerah lain di Kamboja, Myanmar, Thailand dan Vietnam.
Dalam rencana aksi terbarunya itu, WHO mengatakan dana lebih dari US$ 175 juta atau sekitar Rp 1,45 triliun akan digelontorkan untuk penelitian dan untuk mengatasi kasus resistensi nyamuk malaria terhadap artemisinin di sejumlah wilayah yang dicurigai.
Badan kesehatan di bawah naungan PBB ini juga mendesak untuk meningkatkan surveilans resistensi obat, seraya menyebutkan bahwa pada 2010, hanya 31 dari 75 negara di dunia yang secara rutin melakukan tes terhadap kemanjuran obat-obat malaria.
"Munculnya resistensi terhadap artemisinin menjadi semacam alarm untuk membangun kita. Ini memberi kita alasan lain untuk meningkatkan langkah pengendalian yang sudah dilakukan saat ini dengan lebih bergegas," kata Chan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment