Maunya, sih, biar si kecil
bisa tidur nyenyak tanpa gangguan nyamuk. Akan tetapi, hati-hati, lo, ia
masih rentan terhadap zat racun yang ditimbulkan obat nyamuk.
Gara-gara
tak ingin si kecil terganggu tidurnya, biasanya kita menggunakan obat
nyamuk. Entah yang dalam bentuk semprot, bakar, oles, ataupun elektrik.
"Pada prinsipnya, semua obat nyamuk memiliki khasiat sama, untuk
membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya cuma dalam kemasan dan konsentrasi
bahan aktif atau zat racunnya," ujar dr H Bambang Supriyatno SpA dari
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Akan
tetapi, tahukah para ibu dan ayah bahwa obat nyamuk bisa menjadi
"ancaman" buat kita? Apalagi jika si kecil termasuk anak yang peka atau
sensitif.
Aneka risiko :
Mengapa obat nyamuk berbahaya
buat manusia? Sebab obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk
golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl
phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang
merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Racun nyamuk
ditemukan pada semua jenis obat nyamuk. "Pada obat nyamuk bakar,
semprot, dan elektrik lebih cenderung untuk membunuh nyamuk, sedangkan
pada obat nyamuk oles lebih pada pencegahannya, yaitu mengusir nyamuk,"
jelas Bambang.
Kendati mengeluarkan zat racun yang sama, dosis
tiap-tiap obat nyamuk berbeda satu sama lain. Ditilik dari segi
konsentrasi atau komposisi, bahan aktif pada obat nyamuk terdiri dari
konsentrasi ringan sampai berat, dari yang kurang toksid sampai yang
lebih toksid.
Yang jelas, semua itu tergantung dari kadar
konsentrasi racun dan jumlah pemakaiannya. Misalnya, kadar konsentrasi
bahan aktif obat nyamuk semprot mungkin sedikit, tetapi kalau
disemprotkan berulang kali tentu kadarnya akan bertambah banyak. Obat
nyamuk yang memiliki kadar demikian mungkin bisa mematikan nyamuk dengan
cepat, tetapi membahayakan kesehatan manusia.
Risiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar karena secara langsung mengeluarkan asap yang dapat terhirup.
Sementara
obat nyamuk semprot berbentuk cair memiliki konsentrasi berbeda karena
cairan yang dikeluarkan akan diubah menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih
kecil.
Sementara obat nyamuk elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan asap, tetapi dengan daya elektrik.
Dengan
demikian, makin kecil dosis bahan zat aktif, makin kecil pula bau yang
ditimbulkan. Sekaligus, makin minim pula kemungkinan mengganggu
kenyamanan manusia.
Batuk jadi pertanda
Bayi dan anak balita
bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena
organ-organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik,
refleks batuknya pun belum baik, dan sebagainya. Bahkan, bisa lebih
berbahaya lagi pada anak yang alergi dan punya bakat asma.
"Bahan
aktif dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan
maupun kulit, ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel
tubuh.
Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan
lain-lain. Nah, organ mana yang sensitif, maka itulah yang akan
terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan, maka yang
paling berperan sekali adalah pernafasan. Sementara kalau lewat kulit
sangat tergantung pada daya sensitivitas atau kepekaan kulit anaknya,"
jelas Bambang.
Jadi, gangguan-gangguan pada organ tubuh bisa saja
terjadi jika pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol sehingga dipakai
dalam dosis yang berlebihan.
Lain lagi jika terjadi pada anak
yang memiliki kulit sensitif. Jika terkena bahan-bahan yang terkandung
dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya, kulitnya akan kemerahan.
Dan, ketika digaruk akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.
http://livebeta.kaskus.co.id/post/000000000000000688289712#post000000000000000688289712
No comments:
Post a Comment